SMP Negeri 3 Mranggen Gelar IHT Penanggulangan Perundungan, Libatkan Guru dan Karyawan

Mranggen, 9 Mei 2025 — Dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman, SMP Negeri 3 Mranggen menggelar kegiatan In House Training (IHT) bertema “Penanggulangan Perundungan Sejak Dini”, yang berlangsung di aula sekolah dan diikuti oleh seluruh guru serta karyawan.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Nur Khazanah, Sarjana Psikologi, yang memberikan materi serta wawasan mendalam mengenai bentuk-bentuk perundungan (bullying), dampaknya terhadap peserta didik, serta langkah-langkah preventif yang bisa dilakukan oleh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Mranggen, dalam sambutannya menyampaikan keprihatinannya atas maraknya kasus perundungan yang terjadi di berbagai jenjang pendidikan. Beliau menekankan bahwa perundungan tidak bisa dianggap remeh dan harus dicegah sejak dini demi keselamatan serta kesehatan mental peserta didik.

“Kami ingin seluruh warga sekolah memiliki pemahaman yang sama bahwa bullying adalah tindakan yang membahayakan. Pencegahan harus dilakukan bersama-sama agar anak-anak merasa aman dan nyaman selama belajar,” ujarnya.

Narasumber Nur Khazanah, S. Psikologi, dalam paparannya menjelaskan bahwa perundungan bisa terjadi secara verbal, fisik, sosial, bahkan melalui media digital. Ia juga menekankan pentingnya kepekaan guru dalam mengenali tanda-tanda anak yang menjadi korban perundungan.

“Peran guru sangat penting, karena sering kali anak-anak yang dibully tidak langsung menyampaikan apa yang mereka alami. Guru harus mampu menciptakan ruang aman dan menjadi pendengar yang baik,” jelasnya.

Selama kegiatan berlangsung, peserta sangat antusias mengikuti materi dan aktif berdiskusi. Beberapa guru juga menyampaikan pengalaman mereka dalam menangani kasus perundungan di kelas serta berbagi strategi yang efektif.

IHT ini ditutup dengan sesi tanya jawab dan komitmen bersama untuk menjadikan SMP Negeri 3 Mranggen sebagai sekolah ramah anak dan bebas dari segala bentuk kekerasan, termasuk perundungan.

Kegiatan berjalan dengan lancar dan penuh semangat, menjadi langkah awal yang penting dalam menciptakan budaya sekolah yang lebih sehat, empatik, dan suportif bagi seluruh peserta didik.